Jumat, 12 November 2010

Story ~ Part I

Cerita ini dipublikasikan karena menrut saya ini sangat menarik

Sumber : Gerry Sundara Sunarman
Sumber asli cerita : Tanya sama yang diatas


Sebuah Jawaban, Sebuah Realita


Once upon a time (inggrisan dikit), terdapat seekor anak kucing dan ibunya yang dimana mereka tinggal tidak bukan dan tidak lain adalah kolong jembatan. Ibu si anak kucing ini memang sangat kesakitan dan tubuhnya lemah. Si anak kucing tidak ingin memiliki ibu yang sakit - sakitan, akhirnya dia pergi untuk mencari ibu baru.

Setelah beberapa lama pergi dari ibu kandungnya, dia melihat matahari. Begitu kuatnya menyinari bumi ini. Anak kucing ini meminta matahari agar dia menjadi ibu barunya karena kekuatan dia menyinari bumi ini.



"Matahari, maukah kau menjadi ibuku ? Karena kulihat kau begitu kuat dan gagah menyinari bumi ini," kata kucing.

"Oh, maaf kucing. Tapi sinarku seringkali tertutup oleh awan. Mungkin awanlah yang patut kau jadikan ibu," jawab matahari.

Anak kucing ini langsung bergegas mencari dan bertanya pada awan.

"Awan, maukah kau menjadi ibuku ? Karena kata matahari, kaulah yang lebih kuat daripada dia" kata kucing.

"Oh, kau sangat baik. Tapi maaf. Akupun menutupi matahari karena aku digerakkan oleh angin. Dan mungkin kau harus pergi menemui angin yang lebih kuat dariku." jawab awan.

Mendengar perkataan awan, anak kucing ini mencari si angin yang katanya kuat. Lalu setelah menemukan si angin, anak kucing melontarkan perkataan yang tadi diucapkan pada si awan.

Angin menjawab, "Aku memang kuat, tapi jika aku bertemu dengan bukit, aku akan terpecah belah menjadi dua."

Anak kucing lagi - lagi mencari jawaban untuk mendapatkan ibu baru yang kuat dan tidak mudah sakit. Dia mencari bukit lalu ucapan yang dilontarkan pun sama, kemudian si bukit menjawab.

"Aku memang kuat, dan aku diciptakan untuk menjadi paku dunia. Tapi banteng di kakiku selalu menabrakku dengan hantaman yang keras dan mungkin dia lebih kuat dariku."

Anak kucing menjadi frustasi karena dia tidak mendapat ibu barunya. Tapi dia tidak putus asa dan melanjutkan bertanya pada si banteng yang sering menabrak bukit dan melontarkan kata - kata yang sama.

Jawab banteng, "Aku sering menabrak bukit ini lantaran kakiku terikat oleh rumput dan aku berusaha keluar, tetapi itu sulit. Mungkin rumput ini sangat kuat."

Kemudian, anak kucing melontarkan lagi, lagi, dan lagi pada rumput ini.

"Memang aku yang menjerat banteng ini, tapi aku selalu diganggu tikus - tikus yang kuat itu." jawab rumput.

Lalu, anak kucing ini meminta tikus untuk menjadi ibunya. Mendengar perkataan tersebut, tikus langsung menjawab.

"Untuk apa kau menjadikanku sebagai ibumu ? Aku adalah mangsamu dan kau lebih kuat dariku. Lebih baik kau menjadikan kucing yang ada di kolong jembatan itu sebagai ibumu."

Mendengar jawaban itu, anak kucing tertegun dan menitikkan air mata karena ibu kandungnya sendiri lebih kuat dari yang dia bayangkan. Walaupun dia mudah terserang penyakit, tapi dia tetap ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar